Meskipun kapitalisasi realisasi Bitcoin tembus rekor baru, sentimen pasar masih diliputi kehati-hatian. Investor menunggu sinyal kuat sebelum kembali masuk besar-besaran.
Harga Bitcoin (BTC) kembali mengalami tekanan dalam beberapa pekan terakhir, dengan pergerakan yang relatif terbatas di kisaran $82.000 hingga $85.000. Meski begitu, data on-chain menunjukkan bahwa sebagian investor mulai melakukan aksi beli saat harga melemah. Namun, pasar secara keseluruhan masih bersikap hati-hati dan cenderung “risk-off” — menunggu konfirmasi bahwa level $90.000 bisa menjadi area dukungan yang solid.
Kapitalisasi Realisasi Tembus Rekor, Tapi Pertumbuhan Melambat
Menurut data dari Glassnode, kapitalisasi realisasi Bitcoin — yaitu nilai akumulatif seluruh BTC berdasarkan harga terakhir saat berpindah tangan — telah mencapai angka tertinggi sepanjang masa sebesar $872 miliar. Namun pertumbuhannya melambat menjadi hanya 0,9% dalam sebulan terakhir. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada arus dana masuk, volume dan minat investor baru menurun.
Para analis melihat ini sebagai sinyal bahwa pasar tengah memasuki fase konsolidasi, di mana investor cenderung menahan posisi sambil menunggu kepastian arah pergerakan harga selanjutnya.
Realisasi Keuntungan dan Kerugian Menurun Tajam
Laporan yang sama juga mencatat bahwa grafik keuntungan dan kerugian realisasi mengalami penurunan sebesar 40%. Artinya, aktivitas jual untuk merealisasikan profit maupun memotong kerugian mulai berkurang. Ini menandakan bahwa pasar sedang menahan napas, menunggu pemicu baru.
Sementara itu, menurut CryptoQuant, harga realisasi bagi pemegang jangka pendek berada di sekitar $91.600. Karena harga saat ini masih di bawah titik tersebut, sebagian besar pemegang jangka pendek tengah mengalami floating loss, yang bisa menjadi sumber tekanan jual apabila situasi tidak segera membaik.
Rasio MVRV dan Sentimen Pasar
Indikator penting lainnya, yaitu rasio Market Value to Realized Value (MVRV) untuk pemegang jangka pendek, masih berada di bawah angka 1. Secara historis, ini mengindikasikan bahwa banyak investor sedang dalam posisi rugi, namun juga bisa menjadi peluang akumulasi jangka panjang bagi investor yang sabar.
Perbedaan Sentimen: AS Optimis, Korea Lebih Cemas
Data dari Coinbase menunjukkan bahwa investor Amerika Serikat mulai menunjukkan minat beli lebih tinggi, terlihat dari lonjakan indeks premium Coinbase. Sebaliknya, pasar Korea Selatan justru mengalami penurunan minat, tercermin dari melemahnya Kimchi Premium — selisih harga BTC di Korea dengan harga global.
Perbedaan sentimen ini menunjukkan bahwa faktor geografis dan demografi tetap memainkan peran penting dalam pergerakan pasar kripto global.
Analisis Teknikal: Support Masih Bertahan, Tapi Belum Kuat
Secara teknikal, Bitcoin masih bertahan di atas beberapa moving average utama di grafik 4 jam (50, 100, dan 200 MA), yang menunjukkan bahwa ada upaya mempertahankan harga. Namun, di grafik harian, garis-garis MA ini justru menjadi area resistensi, membuat harga sulit menembus ke atas.
Investor mulai menunjukkan minat kembali untuk mengakumulasi BTC, namun belum secara agresif. Sebagian besar pelaku pasar masih memilih menunggu hingga Bitcoin mampu menembus dan bertahan di atas $90.000 untuk mengonfirmasi tren bullish yang lebih meyakinkan.
Dengan latar belakang data on-chain yang beragam dan tekanan makroekonomi yang masih membayangi, pasar tampaknya masih dalam fase “wait and see”.