Prediksi Optimistis: BTC Menuju $135.000
Beberapa analis pasar kripto dan ekonomi makro meyakini bahwa Bitcoin (BTC) dapat mencapai harga tertinggi baru (all-time high/ATH) dalam 100 hari ke depan, dengan target berada di kisaran $125.000 hingga $135.000, jika tren makroekonomi tetap menguntungkan. Optimisme ini bukan hanya spekulatif — tapi juga didukung oleh indikator pasar yang kuat, baik dari dunia kripto maupun ekonomi global.
Tiga Indikator Kunci yang Jadi Dasar Prediksi
1. Indeks Volatilitas VIX Turun Tajam
- VIX, yang dikenal sebagai “indeks ketakutan” pasar saham AS, kini berada di angka sekitar 25, turun signifikan dari level 55 pada awal 2024.
- Menurut analis jaringan Bitcoin, Timothy Peterson, penurunan VIX biasanya menandakan kondisi pasar “risk-on”, di mana investor lebih berani mengambil risiko — termasuk membeli aset kripto seperti Bitcoin.
- Ketika VIX turun di bawah 18, itu biasanya menjadi sinyal hijau historis untuk reli BTC.
2. Stablecoin Supply Meningkat Tajam
- Data dari CryptoQuant menunjukkan bahwa kapitalisasi pasar stablecoin (seperti USDT dan USDC) mencapai angka $220 miliar — rekor tertinggi sepanjang masa.
- Stablecoin berfungsi sebagai “bahan bakar” untuk perdagangan kripto. Semakin banyak stablecoin yang beredar, semakin besar potensi arus masuk dana ke aset seperti BTC dan ETH.
- Ini menunjukkan bahwa likuiditas pasar kripto sangat siap untuk pergerakan bullish besar.
3. Tingkat Pendanaan Negatif di Kontrak Futures
- Kontrak futures BTC menunjukkan tingkat pendanaan negatif, yang artinya mayoritas trader saat ini membuka posisi short (taruhan bahwa harga BTC akan turun).
- Hal ini menciptakan kondisi ideal untuk short squeeze, di mana lonjakan harga tiba-tiba memaksa para trader short menutup posisi mereka dengan membeli kembali BTC — yang justru semakin mendorong harga naik.
Perspektif Makro: BTC sebagai Kombinasi “Dr. Jekyll dan Mr. Hyde”
Menurut Jurrien Timmer, Direktur Makro Global di Fidelity, Bitcoin kini menempati posisi unik dalam ekosistem keuangan:
“Bitcoin itu seperti Dr. Jekyll dan Mr. Hyde — di satu sisi adalah penyimpan nilai, di sisi lain sangat spekulatif.”
Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan pasokan uang global (M2) dan performa pasar saham sangat berkorelasi dengan harga BTC. Ketika bank sentral melonggarkan kebijakan moneter, aset seperti BTC mendapatkan keuntungan besar karena dilihat sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian.
Mengapa “100 Hari” Menjadi Titik Kritis?
- Banyak analis menunjuk window 3 bulan pasca-halving Bitcoin (yang terjadi pada April 2025) sebagai periode emas kenaikan harga.
- Jika tren historis diulangi, harga Bitcoin biasanya mencapai ATH baru dalam 90–120 hari setelah halving.
- Saat ini, kita berada di jalur waktu yang sesuai untuk ledakan harga berikutnya, apalagi dengan dukungan data makro yang kuat.
Catatan Penting: Risiko Tetap Ada
Meskipun data tampak menguntungkan:
- Ketidakpastian global, suku bunga The Fed, ketegangan geopolitik, dan kebijakan pajak terhadap kripto masih bisa menjadi faktor penghambat.
- Pasar kripto dikenal sangat volatil dan reaktif terhadap sentimen — baik secara teknikal maupun politis.
Investor disarankan untuk tidak sekadar FOMO, tetapi tetap melakukan riset dan pengelolaan risiko secara bijak.
Selama beberapa bulan ke depan, Bitcoin berpotensi menjadi bintang utama pasar aset global. Kombinasi dari:
- Tingginya likuiditas stablecoin
- Penurunan volatilitas pasar saham
- Kondisi teknikal yang siap untuk breakout
…membuat banyak analis sepakat: ATH baru bisa tercapai pada Agustus atau September 2025, dengan angka antara $125K–$135K bukan lagi mimpi, melainkan probabilitas.