Setelah sempat membanjir pada awal tahun, arus dana ke produk ETF Bitcoin spot mulai menunjukkan tanda-tanda stagnasi, memicu kekhawatiran di kalangan investor. Dari periode 3 hingga 10 April saja, tercatat arus keluar bersih sebesar $872 juta, sebuah angka yang membuat banyak pihak bertanya-tanya: apakah minat terhadap Bitcoin mulai melemah?
Tekanan jual ini diperparah oleh meningkatnya ketegangan geopolitik dan kekhawatiran resesi global, terutama akibat potensi perang dagang yang kembali memanas. Tak hanya itu, arus masuk bersih ETF Bitcoin spot pada dua hari berturut-turut—11 dan 14 April—hanya mencatat angka di bawah $2 juta, angka terendah sejak awal peluncuran ETF tersebut.
Harga Stagnan, Emas Lebih Bersinar
Harga Bitcoin sendiri terlihat stagnan dalam lima minggu terakhir, bertahan di kisaran $83.000. Stabilitas ini memang bisa diartikan sebagai tanda kematangan pasar, namun bagi investor yang masih memegang narasi “emas digital”, performa Bitcoin tampak mengecewakan.
Sebagai perbandingan, emas—yang selama ini dianggap aset pelindung nilai seperti Bitcoin—telah naik 23% sepanjang tahun ini, bahkan mencetak rekor baru di angka $3.245 per ons pada 11 April. Sementara itu, dalam periode 30 hari terakhir, Bitcoin hanya mampu mengungguli indeks S&P 500 sebesar 4%.
Volume Perdagangan Tetap Tinggi
Meski aliran dana menurun, volume perdagangan ETF Bitcoin spot masih terbilang sehat. Data pada 14 April menunjukkan volume perdagangan gabungan sebesar $2,24 miliar, hanya turun 18% dari rata-rata 30 harian sebesar $2,75 miliar.
Volume ini memang masih jauh di bawah ETF S&P 500 (SPY) yang mencapai $54 miliar, namun mendekati ETF emas ($5,3 miliar) dan bahkan melampaui ETF obligasi pemerintah AS ($2,1 miliar).
Sejak peluncurannya pada Januari 2024, ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat telah berhasil mengelola aset senilai $94,6 miliar. Nilai ini bahkan lebih besar dibanding kapitalisasi pasar beberapa perusahaan raksasa seperti British American Tobacco, UBS, ICE, BNP Paribas, Cigna, hingga Sumitomo Mitsui.
Investor Institusional Masih Bertahan
Di balik data yang tampak datar ini, sebenarnya ETF Bitcoin masih menarik minat banyak institusi besar. Beberapa investor top yang tercatat memegang ETF ini antara lain:
- Brevan Howard
- D.E. Shaw
- Apollo Management
- Mubadala Investment (Abu Dhabi)
- Dana Pensiun Negara Bagian Wisconsin
Dengan masuknya pemain-pemain besar ini, ETF Bitcoin tetap menjadi alternatif menarik di tengah volatilitas aset konvensional.
Jeda, Bukan Mundur
Penurunan arus masuk mungkin menimbulkan kecemasan, namun para analis menilai ini lebih sebagai fase konsolidasi daripada tanda berkurangnya minat terhadap Bitcoin. Volume yang tetap tinggi dan kehadiran institusi besar menunjukkan bahwa Bitcoin masih dipandang sebagai aset bernilai dalam jangka panjang, meskipun pergerakan jangka pendeknya sedang landai.