Minggu, Juni 1, 2025
BerandaDegenGedung Putih Klaim “Kemajuan Signifikan” dalam Kesepakatan Dagang AS–Tiongkok: Pasar Tetap Gelisah

Gedung Putih Klaim “Kemajuan Signifikan” dalam Kesepakatan Dagang AS–Tiongkok: Pasar Tetap Gelisah

Date:

Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan bahwa telah terjadi “kemajuan signifikan” dalam pembicaraan dagang dengan Tiongkok, meskipun belum ada rincian konkret yang diungkap ke publik. Pernyataan ini memicu reaksi beragam dari pasar keuangan global yang masih diliputi ketidakpastian akibat ketegangan dagang yang berkepanjangan.

Pernyataan Resmi: Janji Detail, Tapi Tanpa Kepastian

Pada 11 Mei 2025, dalam pernyataan yang dirilis dari Gedung Putih, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan bahwa diskusi dengan mitra dagang Tiongkok telah menunjukkan perkembangan positif.

“Saya senang melaporkan bahwa kami telah membuat kemajuan signifikan antara Amerika Serikat dan Tiongkok dalam pembicaraan dagang yang sangat penting,”
— Scott Bessent, Menteri Keuangan AS

Namun, Bessent tidak secara eksplisit menyebut telah dicapai sebuah “kesepakatan.” Ia hanya menyebut bahwa detail lebih lanjut akan diungkapkan pada 12 Mei, tanpa memberikan kejelasan mengenai bentuk atau substansi dari kemajuan tersebut.

Sementara itu, Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer juga mengonfirmasi adanya pembicaraan produktif, tetapi tidak menyertakan informasi spesifik — membuat publik dan investor bertanya-tanya tentang apa sebenarnya yang dicapai.

Pasar Bersikap Hati-Hati: Ketidakpastian Masih Mendominasi

Meskipun terdapat optimisme singkat, para pelaku pasar masih sangat berhati-hati. Banyak analis menilai bahwa selama belum ada kesepakatan final dan terverifikasi secara hukum, pernyataan seperti ini tidak cukup kuat untuk meredakan ketegangan perdagangan yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir.

Investor mengharapkan:

  • Penghapusan tarif tinggi terhadap produk-produk Tiongkok
  • Kepastian bagi perusahaan teknologi dan semikonduktor
  • Normalisasi hubungan rantai pasok global yang terganggu sejak 2020

Namun, tanpa kejelasan isi “kemajuan” tersebut, ketidakpastian tetap membayangi aset berisiko seperti saham teknologi dan kripto.

Kilas Balik: Tarif Trump dan Dampaknya

Ketegangan dagang ini merupakan lanjutan dari kebijakan tarif agresif yang diperkenalkan oleh Presiden Donald Trump, yang kembali menjabat sejak 2024. Tarif tersebut meliputi produk-produk penting seperti:

  • Komputer dan elektronik
  • Chip pemrosesan (semikonduktor)
  • Ponsel dan perangkat pintar

Awalnya, pada April 2024, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP) mengumumkan bahwa tarif untuk produk teknologi tertentu akan dicabut. Namun, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick membatalkan pengecualian tersebut hanya satu hari setelah pengumuman.

Lutnick mengatakan bahwa pengecualian itu bersifat sementara dan bahwa pemerintah tengah menyusun reformasi tarif yang lebih menyeluruh, berdasarkan sektor-sektor ekonomi secara spesifik.

Ketegangan yang Tak Menentu: Investor Bingung, Ekonomi Tak Stabil

Kebijakan tarif yang terus berubah menyebabkan:

  • Ketidakpastian investasi
  • Kegelisahan pasar modal
  • Gangguan rantai pasok global

Beberapa ekonom menyebut strategi tarif Trump sebagai “protektionisme oportunistik” yang lebih sering digunakan untuk tujuan politik domestik daripada strategi ekonomi jangka panjang. Investor kini kesulitan memetakan arah kebijakan dan ragu untuk kembali ke aset berisiko, terutama di sektor teknologi dan Web3.

Pengumuman dari Gedung Putih tentang “kemajuan signifikan” memang memberikan sedikit harapan, tetapi minimnya transparansi dan tidak adanya detail konkret membuat pelaku pasar tetap waspada.

Tanpa kejelasan tentang:

  • Apakah tarif akan dicabut
  • Kapan implementasi kebijakan dimulai
  • Bagaimana dampaknya terhadap sektor teknologi dan kripto

… maka reaksi pasar akan cenderung netral hingga negatif. Para analis sepakat bahwa transparansi dan konsistensi adalah kunci untuk mengembalikan kepercayaan investor global.

Subscribe

- Never miss a story with notifications

- Gain full access to our premium content

- Browse free from up to 5 devices at once

Latest stories