Rabu, Maret 12, 2025
BerandaDegenPenipuan 'Pig Butchering' Meningkat 40%, Pelaku Bergerak Lebih Cepat dan Canggih

Penipuan ‘Pig Butchering’ Meningkat 40%, Pelaku Bergerak Lebih Cepat dan Canggih

Date:

Related stories

SEC Menutup Investigasi terhadap Platform NFT OpenSea

Pendiri OpenSea, Devin Finzer, mengumumkan bahwa SEC telah menutup...

Pendapatan Aplikasi Solana Naik 213% di Kuartal Keempat 2024

Ekosistem Solana mencatat lonjakan pendapatan aplikasi sebesar 213% pada...

Ohio Ajukan RUU Baru untuk Membentuk Cadangan Bitcoin Negara Bagian

Senator Ohio, Sandra O'Brien, telah mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU)...

Pasar Kripto Alami Kerugian $554 Juta, Harga Bitcoin Jatuh di Bawah $100.000

Bitcoin mengalami penurunan tajam, turun lebih dari 4% pada...

Securitize Bermitra dengan Apollo untuk Menawarkan Akses Dana Kredit Berbasis Blockchain

Securitize, perusahaan yang berfokus pada tokenisasi aset, telah mengumumkan...

Penipuan ‘pig butchering’ mengalami peningkatan signifikan sebesar 40% dalam beberapa bulan terakhir, dengan para pelaku semakin cepat dan canggih dalam menargetkan korban. Skema ini melibatkan penipu yang membangun hubungan kepercayaan dengan korban sebelum meyakinkan mereka untuk berinvestasi dalam platform palsu, yang sering kali terkait dengan mata uang kripto.

Penipuan ini pertama kali muncul di China sekitar tahun 2016 dan menyebar luas selama pandemi COVID-19. Wilayah seperti Sihanoukville di Kamboja menjadi pusat operasi kejahatan ini, di mana kelompok kriminal terorganisir memanfaatkan ketidakstabilan ekonomi untuk menipu korban. Saat ini, operasi serupa telah menyebar ke Timur Tengah, Eropa Timur, Amerika Latin, dan Afrika Barat. Para pelaku menggunakan media sosial dan aplikasi kencan untuk mendekati korban, membangun hubungan yang tampak tulus sebelum mengarahkan mereka ke investasi palsu yang sulit dilacak karena menggunakan mata uang kripto.

Kerugian akibat skema ini mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Pada tahun 2023, FBI melaporkan hampir $4 miliar kerugian akibat penipuan ini di Amerika Serikat saja. Secara global, beberapa penelitian memperkirakan total kerugian melebihi $75 miliar sejak awal 2020. Selain dampak finansial, penipuan ini juga melibatkan pelanggaran hak asasi manusia, dengan lebih dari 200.000 orang dilaporkan dipaksa bekerja dalam operasi penipuan di Asia Tenggara.

Pelaku kini mengadopsi taktik yang lebih licik dan sistematis. Alih-alih meminta uang secara langsung, mereka menawarkan layanan investasi yang tampak sah melalui platform palsu yang menyerupai layanan keuangan resmi. Korban sering kali merasa nyaman dan percaya diri sebelum akhirnya kehilangan dana mereka. Penggunaan mata uang kripto juga menambah tantangan dalam melacak transaksi dan memulihkan dana yang hilang.

Berbagai otoritas kini meningkatkan upaya untuk memerangi skema ini. FBI, misalnya, telah membentuk unit khusus untuk menangani kejahatan finansial berbasis aset virtual. Namun, tantangan tetap besar mengingat sifat lintas batas dari operasi ini dan keterlibatan jaringan kriminal internasional. Kesadaran publik menjadi kunci utama dalam mencegah penipuan lebih lanjut. Masyarakat disarankan untuk lebih berhati-hati terhadap pendekatan online yang mencurigakan, terutama yang menawarkan peluang investasi dengan imbal hasil tinggi. Verifikasi sumber informasi dan konsultasi dengan penasihat keuangan yang terpercaya sebelum melakukan investasi sangat dianjurkan.

Dengan meningkatnya kecanggihan dan penyebaran penipuan ‘pig butchering’, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan mendapatkan informasi guna melindungi diri dari skema yang semakin merugikan ini.

Subscribe

- Never miss a story with notifications

- Gain full access to our premium content

- Browse free from up to 5 devices at once

Latest stories