Dalam dunia investasi kripto yang terus berkembang, investor sering kali tergiur dengan penawaran imbal hasil tinggi dari platform berbasis Bitcoin. Namun, seorang veteran industri kripto memperingatkan agar berhati-hati terhadap skema semacam itu, terutama yang beroperasi dengan model BTCfi LARPs—istilah yang merujuk pada entitas yang berpura-pura menawarkan produk keuangan inovatif berbasis Bitcoin, tetapi sebenarnya tidak memiliki fondasi yang jelas dan aman.
Sejarah Panjang Kegagalan Skema Imbal Hasil Bitcoin
Banyak platform yang menawarkan imbal hasil tinggi dalam investasi Bitcoin telah terbukti gagal di masa lalu. Beberapa bahkan berakhir dengan kehancuran besar yang membuat investor kehilangan dana mereka. Model bisnis yang menjanjikan keuntungan tinggi sering kali berujung pada skema Ponzi, di mana dana dari investor baru digunakan untuk membayar keuntungan bagi investor lama hingga akhirnya skema tersebut runtuh.
Menurut laporan, beberapa proyek yang mengaku sebagai inovasi keuangan berbasis Bitcoin sebenarnya hanya meniru model yang sudah terbukti gagal. “BTCfi LARPs” adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan entitas atau individu yang menjual narasi palsu seputar investasi Bitcoin, tanpa memiliki teknologi yang mendukung atau jaminan keamanan yang jelas.
Risiko Tinggi dan Penipuan yang Mengintai
Para ahli memperingatkan bahwa investor harus lebih berhati-hati sebelum memasukkan dana mereka ke dalam platform yang menawarkan imbal hasil tinggi. Dalam banyak kasus, proyek semacam ini tidak memiliki transparansi yang memadai, dan sering kali tidak diaudit oleh pihak ketiga yang independen.
“Jangan tergoda dengan janji keuntungan besar dalam waktu singkat. Lakukan penelitian menyeluruh sebelum berinvestasi, pastikan platform yang digunakan memiliki kredibilitas tinggi, dan periksa apakah ada jaminan keamanan yang memadai,” ujar seorang analis industri kripto.
Selain itu, beberapa proyek juga menggunakan strategi pemasaran yang agresif untuk menarik perhatian investor pemula. Mereka kerap menampilkan testimoni palsu, menjanjikan keuntungan stabil, dan menggunakan influencer media sosial untuk memperkuat kredibilitas mereka. Namun, begitu dana telah masuk, banyak investor menemukan bahwa platform tersebut tidak memiliki likuiditas atau mekanisme perlindungan investor yang memadai.