Bitcoin, yang selama ini dipandang sebagai aset safe haven atau pelindung nilai selama ketidakstabilan ekonomi, kini menunjukkan peningkatan korelasi dengan pasar keuangan tradisional. Hal ini menimbulkan pertanyaan baru tentang peran Bitcoin dalam strategi investasi.
Sebelumnya, Bitcoin sering dianggap sebagai aset yang tidak terpengaruh oleh fluktuasi pasar saham dan obligasi, menjadikannya pilihan bagi investor yang mencari perlindungan selama gejolak ekonomi. Namun, data terbaru menunjukkan bahwa pergerakan harga Bitcoin kini lebih selaras dengan pasar saham dan komoditas lainnya.
Sebagai contoh, dalam beberapa peristiwa volatilitas pasar global baru-baru ini, Bitcoin mengalami penurunan bersamaan dengan indeks saham utama. Korelasi ini semakin terlihat sejak awal tahun 2023, dengan Bitcoin bergerak searah dengan saham teknologi AS, terutama selama pasar bearish.
Salah satu faktor yang diduga mendorong tren ini adalah masuknya investor institusional besar ke dalam pasar kripto. Dengan semakin banyaknya hedge fund, bank investasi, dan perusahaan besar yang memperdagangkan Bitcoin, aset ini menjadi lebih terintegrasi dengan sistem keuangan global, sehingga pergerakannya semakin menyerupai aset tradisional lainnya.
Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2023 menemukan bahwa sejak Maret 2020, dinamika harga Bitcoin dan Ethereum tidak lagi independen, tetapi semakin terhubung dengan tren di pasar saham global. Hal ini semakin diperkuat oleh kebijakan moneter dan suku bunga yang mempengaruhi sentimen investor di berbagai kelas aset.
Perkembangan ini dapat berdampak pada strategi diversifikasi portofolio. Jika Bitcoin terus menunjukkan korelasi tinggi dengan aset berisiko lainnya, maka efektivitasnya sebagai lindung nilai terhadap volatilitas ekonomi dapat berkurang. Investor mungkin perlu mengevaluasi ulang peran Bitcoin dalam portofolio mereka, terutama dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu.
Meskipun demikian, beberapa analis tetap optimis bahwa dalam jangka panjang, Bitcoin masih memiliki potensi sebagai penyimpan nilai, terutama jika terjadi ketidakstabilan geopolitik atau inflasi yang tinggi. Namun, dengan semakin eratnya hubungan Bitcoin dengan pasar tradisional, investor perlu lebih berhati-hati dalam menyusun strategi investasi mereka.