Dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin yang terdaftar di Amerika Serikat mencatat arus keluar besar senilai $516,4 juta pada hari Senin, menjadikannya yang terbesar kedua sepanjang tahun ini. Penarikan dana besar-besaran ini mengindikasikan meningkatnya kehati-hatian investor terhadap Bitcoin, yang sepanjang Februari diperdagangkan dalam kisaran sempit antara $94.000 hingga $100.000.
Salah satu faktor utama yang berkontribusi pada keluarnya dana ini adalah penurunan basis tahunan Bitcoin di Chicago Mercantile Exchange (CME), yang turun ke level 4%. Basis tahunan ini mengacu pada selisih antara harga Bitcoin di pasar spot dan pasar berjangka. Level ini merupakan yang terendah sejak ETF Bitcoin pertama kali diperkenalkan pada Januari 2024.
Strategi perdagangan yang dikenal sebagai “cash-and-carry trade,” di mana investor mengambil posisi panjang di pasar spot dan posisi pendek di pasar berjangka untuk memperoleh keuntungan dari selisih harga, menjadi kurang menarik. Dengan basis perdagangan yang kini berada di bawah tingkat bebas risiko sebesar 5%, banyak investor memilih untuk menutup posisi mereka dan mengalihkan modal mereka ke aset lain yang menawarkan pengembalian lebih tinggi.
Faktor Ekonomi dan Ketidakpastian Kebijakan Global
Penurunan arus investasi ke ETF Bitcoin ini juga terjadi di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi global. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah mengonfirmasi rencana pemberlakuan tarif baru atas impor dari Meksiko dan Kanada. Kebijakan ini berpotensi meningkatkan inflasi lebih lanjut, yang pada gilirannya dapat menekan keputusan Federal Reserve terkait kebijakan suku bunga.
Investor terus memantau data inflasi dengan cermat, karena inflasi yang tinggi dapat menunda keputusan bank sentral untuk memangkas suku bunga. Kondisi ini berisiko mengurangi minat terhadap aset berisiko, termasuk mata uang kripto dan saham teknologi, karena biaya pinjaman yang tetap tinggi membuat investasi spekulatif menjadi kurang menarik.
Tekanan Tambahan dari Kejatuhan Pasar Kripto
Selain itu, pasar mata uang kripto secara keseluruhan telah kehilangan lebih dari $800 miliar dalam beberapa minggu terakhir, dengan Bitcoin mengalami penurunan 15% selama sebulan terakhir, mencapai titik terendah di $85.600. Pelemahan ini diperparah oleh serangan siber besar yang menargetkan industri kripto, yang disebut sebagai salah satu peretasan terbesar dalam sejarah. Insiden ini semakin memperburuk kepercayaan investor terhadap keamanan aset digital.
Dengan kombinasi arus keluar ETF yang signifikan, pelemahan basis perdagangan Bitcoin, dan ketidakpastian ekonomi global, pasar kripto saat ini menghadapi tantangan besar. Para analis memperkirakan volatilitas tinggi masih akan berlanjut dalam beberapa pekan ke depan, dan investor akan terus mencermati kebijakan makroekonomi serta dinamika pasar untuk menentukan langkah selanjutnya.