Selasa, Juni 17, 2025
BerandaMarketBitcoin Berpotensi Naik ke US$119.000 Jika Pola Reli Minyak Terulang

Bitcoin Berpotensi Naik ke US$119.000 Jika Pola Reli Minyak Terulang

Date:

Korelasi antara lonjakan harga minyak mentah dan rebound harga Bitcoin kembali menjadi sorotan setelah data terbaru menunjukkan bahwa pola ini telah berulang setidaknya tiga kali dalam sembilan bulan terakhir. Dengan harga minyak yang kembali menyentuh level tertinggi dalam lima bulan terakhir, para analis melihat adanya peluang bagi Bitcoin untuk mengalami kenaikan signifikan — bahkan menargetkan harga hingga US$119.200 — jika tren sebelumnya kembali terjadi.

Gejolak Minyak dan Efek Domino ke Aset Kripto

Lonjakan harga minyak mentah biasanya dipicu oleh ketegangan geopolitik, pembatasan produksi, atau lonjakan permintaan. Dalam kondisi seperti itu, para investor institusi cenderung mengalihkan portofolio mereka ke aset lindung nilai yang lebih likuid, seperti obligasi pemerintah dan uang tunai. Akibatnya, aset-aset yang lebih spekulatif seperti Bitcoin sering mengalami tekanan jual dalam jangka pendek.

Namun, sejarah menunjukkan bahwa tekanan ini justru menjadi titik balik bagi Bitcoin untuk pulih dengan cepat dan mencetak keuntungan signifikan dalam waktu singkat.

Pola Historis: Lonjakan Minyak, Koreksi Bitcoin, lalu Rebound

1. Januari 2025:

  • Harga minyak mentah Brent melonjak 19% menjadi US$80,50.
  • Bitcoin sempat turun ke US$89.300, lalu naik lebih dari 22% dalam waktu seminggu, mencapai US$109.300.

2. Oktober 2024:

  • Minyak mengalami kenaikan tajam ke US$77,50.
  • Bitcoin merosot ke US$58.900 sebelum bangkit kembali hingga US$68.960 hanya dalam delapan hari — naik sekitar 16%.

3. Agustus 2024:

  • Reli harga minyak ke level US$80 memicu tekanan jual awal pada pasar kripto.
  • Bitcoin menyentuh titik terendah di US$56.150 dan kemudian pulih ke US$65.000 dalam waktu singkat, mencatatkan kenaikan sebesar 16%.

Pola ini menunjukkan kecenderungan investor untuk kembali ke Bitcoin begitu pasar minyak mulai stabil, memanfaatkan penurunan harga sebagai peluang masuk.

Situasi Terkini: Harga Bitcoin Terkoreksi, Minyak Melonjak

Pada 13 Juni 2025, harga Bitcoin tercatat turun 5,5% dari level tertinggi mingguan US$110.200 ke level support teknis di US$102.800, mengikuti lonjakan harga minyak ke US$77 per barel. Meskipun tekanan jual tampak kuat, investor institusional disebut mulai masuk kembali, melihat ini sebagai peluang akumulasi.

Jika pola rebound dari 16% hingga 24% yang terjadi dalam kasus sebelumnya kembali terulang, harga Bitcoin berpotensi menembus US$119.200 dalam tujuh hari ke depan, dengan target waktu mencapai sekitar tanggal 21 Juni 2025.

Indikator Teknikal Mendukung Prediksi Kenaikan

Dari sisi teknikal, Bitcoin berhasil mempertahankan garis support jangka menengah pada 50-day simple moving average (SMA). Ini merupakan indikator yang secara historis digunakan oleh banyak trader sebagai sinyal bullish jika harga berhasil memantul di atasnya.

Volume perdagangan juga menunjukkan sinyal akumulasi, dengan beberapa bursa melaporkan peningkatan pembelian spot oleh dompet besar (whale). Selain itu, indeks kekuatan relatif (RSI) menunjukkan posisi netral-cenderung-oversold, memberi ruang bagi harga untuk bergerak naik.

Risiko Masih Ada, Tapi Peluang Menguat

Meskipun analisis ini berbasis data historis yang cukup konsisten, para analis tetap mengingatkan bahwa tidak ada jaminan pola tersebut akan terus berulang di masa depan. Sentimen pasar global, intervensi kebijakan moneter, dan perubahan regulasi dapat memengaruhi dinamika yang sedang berkembang.

Namun demikian, kombinasi antara dukungan teknikal yang kuat dan pola historis yang valid menjadikan penurunan harga ke kisaran US$102.800 sebagai peluang akumulasi yang menarik — terutama bagi investor yang berspekulasi terhadap pergerakan jangka pendek dan menengah.

Subscribe

- Never miss a story with notifications

- Gain full access to our premium content

- Browse free from up to 5 devices at once

Latest stories