Dua logam mulia, perak dan platinum, mencatat lonjakan harga signifikan dalam beberapa pekan terakhir, mengindikasikan terjadinya pergeseran strategi lindung nilai para investor global dari emas menuju logam alternatif. Kenaikan ini didorong oleh kombinasi faktor: pelemahan dolar AS, kekhawatiran makroekonomi, serta lonjakan permintaan industri.
Harga Melonjak: Perak Sentuh Tertinggi 13 Tahun, Platinum Naik ke Level Tertinggi 4 Tahun
Dalam perdagangan pekan ini, harga perak tercatat menembus $36 per ons, menandai level tertingginya sejak tahun 2012. Sementara itu, platinum mengalami kenaikan hingga 18% sepanjang bulan Juni, menyentuh level harga tertinggi sejak pertengahan 2021.
Data pasar menunjukkan bahwa perak mengalami kenaikan harga bulanan sekitar 13%, sementara platinum tumbuh lebih cepat dengan lonjakan 14–18% dalam periode yang sama. Sebaliknya, harga emas justru mengalami pelemahan, mencerminkan pergeseran preferensi pelaku pasar terhadap logam yang memiliki nilai industri lebih besar.
Dana Masuk ke ETF Perak dan Platinum Meningkat Tajam
Lembaga riset pasar mencatat bahwa dana yang mengalir ke produk ETF berbasis perak meningkat secara signifikan, mencapai lebih dari 300 ton hanya dalam satu bulan terakhir. Volume aliran masuk tersebut dua kali lipat lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini mencerminkan minat yang meningkat dari investor institusional dan ritel terhadap perak sebagai alternatif investasi safe haven.
Untuk platinum, investor juga mencatatkan lonjakan kepemilikan, terutama dari portofolio berbasis industri dan dana lindung nilai. Minat ini dipacu oleh fundamental pasokan yang ketat dan ekspektasi bahwa platinum akan memainkan peran penting dalam transisi energi, terutama pada kendaraan hybrid dan industri perhiasan.
Peran Industri Semakin Menentukan Harga
Perbedaan utama antara emas, perak, dan platinum terletak pada penggunaan industri. Emas sebagian besar dimanfaatkan sebagai aset investasi dan perhiasan, sementara perak dan platinum digunakan secara luas di sektor energi terbarukan, otomotif, dan manufaktur.
Permintaan industri untuk perak meningkat drastis, terutama karena penggunaannya dalam panel surya, baterai, dan komponen elektronik canggih. Sedangkan platinum mendapatkan dukungan dari sektor otomotif (sebagai katalis dalam kendaraan berbahan bakar bensin dan hybrid), serta pemulihan permintaan perhiasan di pasar Asia, khususnya Tiongkok dan India.
Pelemahan Dolar AS dan Ketidakpastian Fiskal
Salah satu faktor kunci yang mendorong lonjakan logam mulia ini adalah melemahnya dolar AS. Di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap defisit anggaran pemerintah Amerika Serikat dan lonjakan utang nasional, banyak investor mempertanyakan kemampuan dolar untuk mempertahankan statusnya sebagai mata uang cadangan utama dunia.
Sebagai respons, investor mulai mencari aset yang mampu mempertahankan nilai jangka panjang. Namun, tidak seperti sebelumnya, fokus mereka kini tidak hanya pada emas, melainkan bergeser ke perak dan platinum yang menawarkan fungsi ganda: sebagai lindung nilai dan sebagai bahan baku bernilai tinggi dalam ekosistem industri.
Rasio Emas-Perak dan Sinyal Potensi Penguatan Lanjutan
Rasio harga emas terhadap perak kini berada di kisaran 93:1, angka yang secara historis dianggap tinggi. Rasio ini menunjukkan bahwa perak masih relatif undervalued dibandingkan emas, sehingga menyisakan ruang untuk potensi penguatan lebih lanjut.
Analis pasar memprediksi bahwa jika tren saat ini berlanjut, permintaan terhadap perak dan platinum akan terus meningkat, memperkuat pergerakan harga dan mendorong investor untuk mendiversifikasi portofolio mereka lebih jauh dari emas.