Pasar saham Amerika Serikat terguncang hebat usai Presiden Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif impor baru yang agresif. Akibatnya, nilai pasar Wall Street anjlok hingga $2,85 triliun (sekitar Rp45 kuadriliun) hanya dalam satu hari perdagangan. Sementara itu, para pengguna platform prediksi kripto Polymarket kini memperkirakan peluang resesi AS naik menjadi 49%, dari sebelumnya 39% akhir Maret lalu.
Gejolak Pasar Usai Tarif Impor Diberlakukan
Kebijakan yang diumumkan pada 3 April 2025 tersebut menetapkan tarif universal sebesar 10% untuk semua barang impor. Selain itu, Trump juga menetapkan tarif tambahan: 34% untuk produk asal Tiongkok dan 20% untuk barang dari Uni Eropa.
Langkah ini langsung memicu aksi jual besar-besaran di pasar saham. Indeks utama Wall Street mengalami koreksi tajam:
- Dow Jones turun 1.679 poin atau sekitar 4%.
- S&P 500 merosot 4,9%, menghapus lebih dari $2,5 triliun nilai kapitalisasi pasar.
- Nasdaq anjlok 6% — penurunan harian terbesar sejak tahun 2020.
Investor Taruhan Resesi, Obligasi Menguat
Ketegangan perdagangan yang meningkat serta kekhawatiran terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi membuat investor berbondong-bondong mengamankan dana ke aset yang dianggap lebih aman, seperti obligasi pemerintah.
Hal ini tercermin dari:
- Imbal hasil obligasi 10 tahun AS turun ke 4,05%.
- Imbal hasil obligasi 2 tahun AS turun drastis menjadi 3,72%.
Di sisi lain, data dari platform Polymarket menunjukkan peningkatan tajam pada taruhan resesi AS. Saat ini, pengguna platform itu memperkirakan kemungkinan resesi mencapai 49%, meningkat signifikan hanya dalam beberapa hari terakhir.
Potensi Arah Kebijakan The Fed
Tekanan terhadap ekonomi AS yang terus meningkat membuat para analis memperkirakan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mengambil langkah cepat dengan menurunkan suku bunga. Probabilitas pemangkasan suku bunga pada Mei naik dari 10% menjadi 26% dalam semalam. Bahkan, sebagian besar pasar kini memproyeksikan penurunan total hingga 100 basis poin sebelum akhir tahun 2025.
Reaksi Global dan Ancaman Perang Dagang
Respon keras juga datang dari komunitas internasional. Uni Eropa, Tiongkok, dan negara-negara lain menyampaikan kecaman atas kebijakan tarif Trump. Beberapa di antaranya telah mengisyaratkan kemungkinan menerapkan tarif balasan, yang dapat memperburuk kondisi pasar dan mempercepat risiko perlambatan ekonomi global.
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) turut menyatakan kekhawatiran bahwa kebijakan ini bisa memicu gelombang baru perang dagang global dan merusak rantai pasok internasional.