Aplikasi pesan terenkripsi Telegram akhirnya meraih keuntungan untuk pertama kalinya sejak diluncurkan lebih dari satu dekade lalu. Pendiri sekaligus CEO Telegram, Pavel Durov, mengungkapkan kabar baik ini melalui saluran Telegram-nya pada hari Senin (23/12), dengan menyebut bahwa 2024 adalah tahun yang sangat menguntungkan bagi perusahaan.
Meskipun Durov tidak memberikan detail lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pendapatan Telegram pada 2024 telah melampaui angka $1 miliar, berkat pertumbuhan pesat jumlah akun premium yang kini telah mencapai 12 juta pelanggan, atau tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, Telegram juga berhasil menutup tahun dengan cadangan kas sebesar $500 juta, tidak termasuk aset kripto yang dimiliki perusahaan.
Kripto Jadi Salah Satu Kontributor Utama
Aset kripto terbukti menjadi salah satu sumber pendapatan terbesar bagi Telegram. Aplikasi ini menjual ratusan juta dolar dalam bentuk cryptocurrency, termasuk Toncoin, token yang sangat terkait dengan platform tersebut. Menurut laporan dari The New York Times, Telegram berhasil memanfaatkan penjualan kripto untuk meningkatkan keuntungan finansialnya.
Pada 2023, Telegram tercatat memiliki hampir $400 juta dalam bentuk kripto yang tercatat di neraca keuangan perusahaan. Bahkan, pada paruh pertama tahun 2024, nilai total aset digital yang dimiliki Telegram melonjak menjadi $1,3 miliar, sebagaimana tercatat dalam laporan Financial Times. Hal ini menunjukkan bahwa kripto bukan hanya sekadar bagian sampingan, tetapi telah menjadi kontributor utama dalam menggenjot pendapatan Telegram.
Namun, meski mencatatkan hasil finansial yang positif, Pavel Durov tidak bisa sepenuhnya merayakan pencapaiannya. Pendiri Telegram yang lahir di Rusia dan memiliki kewarganegaraan Prancis dan Uni Emirat Arab ini kini terjerat dalam salah satu kasus hukum paling besar di dunia teknologi.
Pada bulan Agustus 2024, pihak berwenang Prancis menahan Durov terkait dengan beberapa dakwaan, termasuk tuduhan bahwa Telegram telah digunakan untuk distribusi materi pelecehan seksual anak dan penjualan narkoba. Durov sendiri membela diri dengan menyebut bahwa penggunaan undang-undang dari era sebelum smartphone untuk menuntut seorang CEO atas perbuatan pihak ketiga adalah langkah yang keliru. Meski demikian, Durov tetap dibebaskan dengan jaminan €5 juta dan diwajibkan untuk melapor dua kali seminggu serta tidak meninggalkan Prancis.
Di tengah permasalahan hukum yang melanda, Telegram terus meningkatkan upaya moderasi di platformnya. Aplikasi ini telah memperbarui syarat dan ketentuan serta menambah jumlah moderator yang kini berjumlah lebih dari 750 kontraktor. Langkah ini diambil guna menanggulangi penyalahgunaan platform, sekaligus memenuhi tekanan regulasi yang semakin ketat terkait pengawasan konten di aplikasi pesan ini.
Sementara itu, Toncoin, cryptocurrency yang dikembangkan bersama Telegram, juga menunjukkan performa yang positif. Data dari CoinGecko menunjukkan bahwa sejak bulan September 2024, harga Toncoin mengalami kenaikan sebesar 22%. Kenaikan ini menunjukkan adanya optimisme yang semakin berkembang terhadap proyek kripto Telegram.