Senator Amerika Serikat Elizabeth Warren mengeluarkan peringatan keras terkait potensi rencana Presiden Donald Trump untuk memecat Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell. Menurutnya, langkah tersebut tidak hanya akan merusak kepercayaan terhadap sistem keuangan AS, tapi juga berpotensi memicu kehancuran pasar global.
Dalam wawancaranya bersama CNBC, Warren menegaskan bahwa Presiden secara hukum tidak memiliki wewenang untuk memberhentikan Ketua The Fed sebelum masa jabatannya habis. Ia menekankan bahwa independensi bank sentral merupakan salah satu pilar penting dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional maupun global.
“Jika Ketua Powell bisa diberhentikan begitu saja oleh Presiden, maka pasar akan kacau. Seluruh infrastruktur yang menopang kekuatan pasar saham dan perekonomian kita akan runtuh. Dunia akan melihat bahwa suku bunga kita bisa diatur sesuka hati oleh politik,” ujar Warren.
Warren juga menyindir bahwa jika hal ini terjadi, maka posisi Amerika Serikat tidak akan berbeda jauh dengan negara-negara otoriter yang kerap mengendalikan bank sentral demi kepentingan politik semata.
Presiden Trump, yang kembali maju dalam pemilu 2024 dan kini menjabat kembali, memang sejak lama dikenal sebagai pengkritik keras kebijakan Powell, terutama terkait suku bunga. Dalam beberapa unggahan di platform Truth Social, Trump menilai Powell terlalu lambat menurunkan suku bunga, yang menurutnya penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mencegah resesi.
Di sisi lain, tekanan politik ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor, terutama pelaku pasar kripto dan saham. Penurunan suku bunga umumnya dianggap sebagai sentimen positif untuk aset-aset berisiko seperti Bitcoin, namun jika dilakukan karena tekanan politik, hal itu bisa menimbulkan ketidakpastian hukum dan ekonomi yang lebih luas.
Senator Rick Scott dari Partai Republik bahkan secara terbuka mendukung langkah Trump. Dalam opininya yang dipublikasikan oleh Fox News, ia menulis, “Sudah waktunya kita bersihkan The Fed dari orang-orang yang tidak benar-benar bekerja untuk rakyat Amerika.”
Sementara itu, pengamat pasar seperti Anthony Pompliano menilai bahwa tindakan Trump tampaknya sengaja dilakukan untuk mengguncang pasar, dengan harapan memaksa The Fed menurunkan suku bunga. Ia mencatat bahwa imbal hasil obligasi 10 tahun AS sempat turun ke 4% sebelum akhirnya kembali naik ke 4,3%.
Kini, pasar global berada dalam situasi waspada. Jika Trump benar-benar menindaklanjuti niatnya untuk mengganti Powell, bukan hanya Wall Street yang akan bereaksi, tapi juga seluruh sistem keuangan dunia yang selama ini bergantung pada kredibilitas dan independensi Federal Reserve.