Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan kritik tajam terhadap Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, usai pasar saham Amerika mengalami kejatuhan besar dalam beberapa hari terakhir. Trump secara terbuka meminta Powell untuk segera memangkas suku bunga guna menghindari potensi krisis ekonomi yang lebih dalam.
Dalam unggahan terbarunya di media sosial, Trump menulis dengan nada mendesak:
“Sekarang waktu yang SEMPURNA bagi Jerome Powell untuk menurunkan suku bunga. Dia selalu telat, tapi sekarang dia bisa ubah citranya—dan cepat. Harga energi turun, suku bunga turun, inflasi turun, bahkan harga telur turun 69%, dan lapangan kerja NAIK—semua dalam dua bulan. KEMENANGAN BESAR untuk Amerika. TURUNKAN SUKU BUNGA, JEROME, DAN BERHENTI BERMAIN POLITIK!”
Pernyataan tersebut muncul menyusul gejolak besar di bursa saham, yang dipicu oleh kebijakan tarif impor besar-besaran yang diumumkan oleh Trump sendiri awal bulan ini. Langkah tersebut menimbulkan kekhawatiran pasar terhadap potensi resesi global.
Pasar Saham Bergetar, The Fed Tetap Hati-Hati
Akibat sentimen negatif tersebut, indeks-indeks utama Wall Street mencatat penurunan tajam. Dow Jones Industrial Average jatuh lebih dari 2.200 poin atau sekitar 5,5%, S&P 500 turun hampir 6%, dan Nasdaq masuk ke wilayah bearish setelah kehilangan lebih dari 20% dari puncaknya pada Februari.
Meski tekanan dari Trump semakin kuat, Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan pihaknya belum akan tergesa-gesa dalam menyesuaikan kebijakan moneter. Powell menyebut tarif baru justru bisa memicu kenaikan inflasi sekaligus memperlambat pertumbuhan ekonomi—dua faktor yang harus ditangani secara hati-hati oleh bank sentral.
Pemerintah Tetap Optimis, Tapi Pasar Ragu
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mencoba menenangkan pasar dengan mengatakan bahwa kondisi saat ini belum mencerminkan risiko resesi. Ia juga menilai bahwa penurunan harga energi dan potensi suku bunga rendah bisa menjadi “angin segar” bagi masyarakat Amerika, meski saham sedang merosot.
Namun, para ekonom tetap khawatir. Kombinasi kebijakan tarif agresif, ketegangan geopolitik, dan ketidakpastian kebijakan moneter berpotensi memperlebar risiko penurunan ekonomi global. Beberapa analis memperkirakan bahwa The Fed pada akhirnya mungkin harus mempertimbangkan pemangkasan suku bunga demi menjaga stabilitas.
Desakan Donald Trump untuk menurunkan suku bunga menandai babak baru dalam ketegangan antara Gedung Putih dan Federal Reserve. Di tengah pasar yang tidak stabil dan ancaman perlambatan ekonomi, semua mata kini tertuju pada Jerome Powell—akankah ia menuruti tekanan politik, atau tetap berdiri di jalurnya?