Bitcoin telah mengalami tekanan baru-baru ini, terutama karena kenaikan imbal hasil obligasi AS. Setelah mencapai rekor tertinggi mendekati $110.000 bulan lalu, Bitcoin kini berjuang untuk tetap di bawah angka $100.000. Saat ini, Bitcoin diperdagangkan sekitar $93.712. Analis dari QCP Capital menyatakan bahwa jika Bitcoin menembus level support di $92.000, kemungkinan besar harganya akan turun menuju $90.000.
Kenaikan imbal hasil Treasury AS baru-baru ini telah memberikan tekanan pada aset berisiko, termasuk kripto. Imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun mencapai 4,793% pada Jumat pagi, tertinggi sejak November 2023. Kenaikan ini menunjukkan bahwa pasar mungkin perlu menyesuaikan ekspektasi terhadap likuiditas yang lebih rendah, yang dapat menyebabkan konsolidasi pada aset berisiko.
Selain itu, risalah pertemuan Federal Reserve bulan Desember menunjukkan bahwa hampir semua pejabat Fed berpendapat bahwa risiko kenaikan inflasi telah meningkat, yang menambah tekanan pada aset kripto.
Meskipun beberapa pendukung Bitcoin berargumen bahwa kripto ini dapat berfungsi sebagai penyimpan nilai, kenyataannya Bitcoin sering diperdagangkan sebagai aset berisiko, seringkali sejalan dengan pergerakan saham.
Selain itu, kekhawatiran bahwa pemerintah AS mungkin akan menjual lebih banyak Bitcoin yang disita dari aktivitas ilegal juga menambah tekanan pada harga. Baru-baru ini, seorang hakim menolak permohonan untuk memblokir penyitaan 69.370 Bitcoin, membuka jalan bagi Departemen Kehakiman untuk menjual aset tersebut.
Pendukung kripto berharap bahwa pemerintah AS akan menghentikan penjualan Bitcoin yang dimilikinya setelah Presiden terpilih Donald Trump kembali menjabat pada 20 Januari. Trump telah berjanji untuk membangun cadangan strategis Bitcoin di AS, meskipun rencana spesifiknya belum dijelaskan.
Secara teknis, jika Bitcoin menembus di bawah $92.000, analis memperkirakan penurunan lebih lanjut menuju $90.000. Namun, jika Bitcoin berhasil bertahan di atas level ini, ada potensi untuk pemulihan menuju $100.000. Secara keseluruhan, pasar kripto saat ini menghadapi tantangan dari faktor makroekonomi dan kebijakan pemerintah, yang dapat mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin dalam waktu dekat.