Seorang pria asal Las Vegas, Brent Kovar, menghadapi dakwaan atas dugaan menjalankan skema Ponzi senilai $24 juta yang melibatkan mata uang kripto dan kecerdasan buatan (AI). Kovar diduga menipu investor dengan menjanjikan pengembalian tahunan tinggi, berkisar antara 15% hingga 30%, melalui program perdagangan kripto yang diklaimnya sangat menguntungkan.
Menurut dokumen pengadilan, Kovar menggunakan berbagai strategi pemasaran untuk menarik korban, termasuk video YouTube dan presentasi PowerPoint yang dirancang untuk meyakinkan investor tentang keabsahan skema tersebut. Dalam presentasinya, ia mengklaim memiliki teknologi perdagangan berbasis AI yang mampu menghasilkan keuntungan konsisten di pasar kripto yang fluktuatif. Namun, investigasi mengungkap bahwa dana yang diterima dari investor baru sebagian besar digunakan untuk membayar investor lama, sebuah ciri khas dari skema Ponzi.
Regulator keuangan AS telah memperingatkan masyarakat tentang meningkatnya kasus penipuan yang mengatasnamakan mata uang kripto dan teknologi AI. Skema seperti yang dijalankan Kovar sering kali menarik korban dengan janji keuntungan besar dan risiko minimal, memanfaatkan kurangnya regulasi di sektor aset digital. Para ahli menyarankan investor untuk selalu melakukan riset menyeluruh sebelum berinvestasi dan waspada terhadap skema yang menawarkan pengembalian yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.
Kasus Kovar menyoroti pentingnya pengawasan dan regulasi dalam industri kripto yang terus berkembang. Dengan meningkatnya adopsi mata uang digital, regulasi yang lebih ketat diharapkan dapat membantu melindungi investor dari praktik penipuan serupa. Otoritas hukum AS kini tengah menyelidiki kasus ini lebih lanjut dan berupaya untuk mengembalikan dana yang hilang kepada para korban.