Hayden Davis, pendiri proyek kontroversial Libra (LIBRA), menegaskan bahwa kritik terhadap perdagangan memecoin berasal dari investor yang kecewa karena tidak dilibatkan dalam kesepakatan orang dalam. Dalam wawancara dengan penyelidik YouTube, Stephen Findeisen, atau yang lebih dikenal sebagai “Coffeezilla,” Davis membela keruntuhan token LIBRA sebagai kegagalan bisnis, bukan tindakan penipuan.
Menurut Davis, mayoritas investor yang terlibat dalam memecoin menyadari risiko yang mereka hadapi. Ia berpendapat bahwa mereka yang mengeluh hanyalah mereka yang tidak memiliki akses ke informasi orang dalam. “Semua keluhan yang muncul berasal dari mereka yang tidak mendapatkan kesempatan, jika mereka terlibat, mereka tidak akan mengeluh,” ujar Davis.
Ketika ditanya mengenai etika di balik keuntungan orang dalam dalam perdagangan memecoin, Davis justru mempertanyakan alternatif yang ada. Ia menyatakan bahwa keterlibatan orang dalam adalah bagian tak terpisahkan dari peluncuran proyek semacam itu. “Jadi, apa yang bisa Anda lakukan? Tidak meluncurkan proyeknya? Lalu bagaimana Anda menghasilkan uang?” tambahnya.
LIBRA sendiri sempat mendapat perhatian besar setelah dipromosikan oleh Presiden Argentina, Javier Milei, melalui platform X (sebelumnya Twitter). Dukungan tersebut mendorong kapitalisasi pasar token ini melewati angka $4 miliar sebelum akhirnya anjlok. Laporan mengungkapkan bahwa setidaknya delapan dompet yang terkait dengan tim LIBRA menarik dana dalam jumlah besar sebelum kejatuhan terjadi, memicu spekulasi adanya manipulasi pasar.
Skandal ini telah berkembang menjadi isu politik di Argentina, dengan beberapa anggota parlemen menyerukan pemakzulan Milei atas keterlibatannya dalam proyek tersebut. Selain itu, analisis dari firma analitik blockchain Bubblemaps menemukan bahwa dompet yang terkait dengan peluncuran token MELANIA juga terlibat dalam peluncuran LIBRA, dengan keuntungan mencapai $6 juta dari aktivitas ini.
Tanggapan Davis menuai reaksi keras dari komunitas kripto. Andre Cronje, salah satu pendiri Sonic Labs, mengecam pernyataan Davis dengan menyebutnya sebagai bukti bahwa ia hanya melihat industri kripto sebagai alat untuk mengeruk keuntungan tanpa pernah benar-benar memahami atau menggunakan teknologi blockchain secara nyata.
Presiden The ETF Store, Nate Geraci, juga menyatakan bahwa jika seseorang menjadi korban rug pull oleh tokoh terkenal seperti Trump atau Milei, maka masalahnya bukan pada kripto itu sendiri, tetapi pada individu yang memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Sementara itu, Samczsun, pendiri kelompok keamanan SEAL911, menekankan bahwa tren memecoin saat ini lebih mirip “kebakaran hutan yang membakar industri kripto,” dan menyerukan perlunya regulasi yang lebih ketat agar pasar tidak hancur.
Kasus ini menyoroti pentingnya kewaspadaan dalam investasi kripto, terutama bagi mereka yang tertarik pada memecoin yang cenderung memiliki volatilitas tinggi. Para investor diimbau untuk selalu melakukan verifikasi dan mencari sumber terpercaya sebelum berinvestasi agar tidak menjadi korban skema manipulatif yang dapat merugikan mereka secara finansial.