Michael Barr, Wakil Ketua Pengawasan Federal Reserve Amerika Serikat, telah mengumumkan pengunduran dirinya yang akan efektif pada 28 Februari 2025, atau lebih awal jika penggantinya ditunjuk sebelum tanggal tersebut. Meskipun mundur dari posisi pengawasan, Barr akan tetap menjadi anggota Dewan Gubernur Federal Reserve.
Barr sebelumnya menyatakan bahwa Federal Reserve kemungkinan menganggap kepemilikan langsung aset kripto oleh bank sebagai tindakan yang tidak aman dan tidak sehat. Pernyataan ini menyebabkan beberapa eksekutif industri kripto melihatnya sebagai faktor utama di balik keraguan bank-bank AS dalam menawarkan layanan kepada perusahaan kripto.
Pengunduran diri Barr disambut positif oleh beberapa anggota komunitas kripto. Senator AS Cynthia Lummis mengkritik kinerjanya sebagai Wakil Ketua Pengawasan, menuduhnya terlibat dalam “Operation Chokepoint 2.0” yang diduga berupaya membatasi akses industri aset digital di Wyoming. CEO Custodia Bank, Caitlin Long, menyebut Barr sebagai “DEBANKER-IN-CHIEF” Federal Reserve dan salah satu arsitek dari Operation Chokepoint 2.0.
Selain itu, Nic Carter dari Castle Island Ventures mencatat bahwa lebih dari setengah pemimpin rezim yang terkait dengan upaya tersebut telah mengumumkan pengunduran diri atau sudah mundur, termasuk Ketua FDIC Martin Gruenberg dan Ketua SEC Gary Gensler.
Meskipun demikian, Barr, yang pernah menjadi penasihat di perusahaan pembayaran blockchain Ripple, mendorong regulasi stablecoin yang bertanggung jawab dan mengawasi penelitian Federal Reserve terkait mata uang digital bank sentral.
Sementara itu, Coinbase telah memperoleh dokumen tidak disunting dari FDIC untuk menyelidiki perannya dalam Operation Chokepoint 2.0, yang diduga merupakan upaya terkoordinasi untuk menghentikan berbagai aktivitas kripto.
Barr diangkat sebagai Wakil Ketua Pengawasan Federal Reserve pada Juli 2022, posisi yang dibentuk setelah Krisis Keuangan Global untuk meningkatkan tanggung jawab, transparansi, dan pengawasan sistem keuangan.