Dalam peringatan keras yang ditujukan kepada pemerintah AS, Rostin Behnam, mantan Ketua Commodity Futures Trading Commission (CFTC), menyuarakan keprihatinan serius terkait kurangnya regulasi menyeluruh terhadap pasar aset kripto. Ia mendesak Kongres AS untuk segera bertindak dan menutup celah hukum yang selama ini membiarkan sektor ini tumbuh tanpa kejelasan kerangka pengawasan.
“Setiap hari tanpa aturan yang jelas adalah hari di mana risiko sistemik tumbuh,” tegas Behnam dalam pernyataan publik.
Celah Pengawasan: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Pasar Kripto?
Masalah utama yang diangkat Behnam adalah tumpang tindih dan ketidakjelasan yurisdiksi antara dua regulator besar AS: CFTC dan Securities and Exchange Commission (SEC).
- SEC menganggap sebagian besar aset kripto sebagai sekuritas, dan karena itu tunduk pada undang-undang pasar modal.
- CFTC di sisi lain menganggap Bitcoin dan beberapa aset lainnya sebagai komoditas digital.
Hasilnya? Pelaku industri terjebak dalam ketidakpastian hukum, investor tidak terlindungi, dan penegakan hukum menjadi tidak efektif.
Risiko nyata: Dari Skandal FTX hingga Potensi Krisis Finansial
Behnam mengingatkan publik pada kejatuhan FTX di tahun 2022, di mana jutaan investor global kehilangan miliaran dolar dalam keruntuhan mendadak platform kripto terbesar kedua di dunia saat itu.
“Jika kita tidak menutup celah ini, kita akan menghadapi bencana serupa — atau yang lebih besar,” ujar Behnam.
Celah pengawasan ini menciptakan ruang subur untuk:
- Penipuan dan manipulasi harga
- Eksploitasi celah hukum oleh exchange luar negeri
- Kekacauan likuiditas yang bisa menjalar ke sistem keuangan tradisional
Ketidakpastian Regulasi = Hambatan Inovasi
Selain risiko sistemik, ketidakpastian regulasi juga membuat AS tertinggal dalam persaingan global di sektor Web3. Banyak proyek kripto besar, termasuk startup berbasis blockchain, bermigrasi ke luar negeri ke yurisdiksi yang lebih ramah seperti:
- Uni Emirat Arab (UEA)
- Singapura
- Inggris
- Swiss
Dampaknya: Lapangan kerja digital hilang, investor kabur, dan AS kehilangan dominasi teknologi.
Desakan Legislasi: Solusi Ada di Tangan Kongres
Behnam menekankan bahwa satu-satunya jalan keluar dari kekacauan regulasi ini adalah dengan tindakan legislatif cepat dan terkoordinasi. Kongres harus:
- Menetapkan batas yurisdiksi antara CFTC dan SEC
- Menciptakan kerangka pengawasan terpadu untuk pasar spot dan derivatif kripto
- Memastikan perlindungan investor sambil tetap mendukung inovasi blockchain
Langkah ini sejalan dengan sejumlah RUU yang telah diajukan, termasuk FIT21 (Financial Innovation and Technology for the 21st Century Act) yang sedang dibahas oleh Komite Layanan Keuangan DPR AS.
Saatnya AS Bangun dan Bertindak
Pasar kripto bukan lagi pasar pinggiran. Dengan kapitalisasi mencapai triliunan dolar dan jutaan pengguna aktif, aset digital sudah menjadi bagian dari sistem keuangan global. Namun, tanpa aturan main yang jelas, AS berisiko kehilangan baik kepercayaan investor maupun keunggulan inovasi.
Rostin Behnam telah menyuarakan peringatan. Kini bola ada di tangan Kongres — akankah mereka bergerak cepat sebelum badai berikutnya datang?