Dalam lima tahun terakhir, pembayaran kripto telah mengalami transformasi signifikan. Awalnya hanya digunakan oleh komunitas terbatas, kini aset digital semakin banyak digunakan untuk transaksi sehari-hari. Dengan inovasi teknologi blockchain dan meningkatnya kepercayaan pengguna, ekosistem pembayaran kripto telah berkembang pesat dan menjadi bagian dari sistem keuangan global.
Pada 2017, pembayaran menggunakan kripto masih bergantung pada Bitcoin dan Ethereum. Namun, dengan tantangan skalabilitas yang dihadapi kedua jaringan tersebut, muncullah alternatif seperti Tron dan Solana. Tron, yang menawarkan biaya transaksi rendah, kini memproses lebih dari setengah transaksi stablecoin di dunia. Sementara itu, jaringan Solana yang memiliki kecepatan tinggi dan biaya rendah semakin banyak digunakan oleh bisnis dan platform keuangan terdesentralisasi (DeFi).
Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD Coin (USDC) kini memainkan peran penting dalam pembayaran digital berbasis blockchain. Dengan nilai yang dipatok ke mata uang fiat, stablecoin menawarkan stabilitas yang tidak ditemukan dalam aset kripto lainnya. Model bisnis stablecoin yang sederhana—di mana penyedia stablecoin menyimpan dolar dalam bentuk perjanjian pembelian kembali Treasury AS untuk mendapatkan bunga—membuatnya menarik bagi banyak perusahaan dan regulator. Diperkirakan dalam waktu dekat, lebih banyak stablecoin berbasis mata uang lokal akan muncul di berbagai wilayah, semakin mendorong adopsi pembayaran digital.
Dalam lima tahun terakhir, regulasi terhadap aset kripto semakin ketat. Uni Eropa memperkenalkan aturan Markets in Crypto-Assets (MiCA), yang bertujuan untuk menciptakan kerangka regulasi yang lebih jelas bagi industri ini. Sementara itu, di Amerika Serikat, meskipun belum ada regulasi federal yang komprehensif, negara ini tetap menjadi pusat utama volume transaksi kripto dunia. Perbedaan pendekatan regulasi di berbagai negara mencerminkan tantangan dalam menyelaraskan aturan dengan perkembangan teknologi kripto yang cepat.
Ke depan, stablecoin diperkirakan akan terus menjadi pilar utama dalam ekosistem pembayaran digital. Selain itu, perkembangan mata uang digital bank sentral (CBDC) juga diprediksi akan memberikan dampak signifikan, dengan karakteristik yang mirip dengan stablecoin tetapi dikelola langsung oleh bank sentral. Tren lain yang tengah berkembang adalah integrasi pembayaran kripto dengan sistem pembayaran tradisional. Perusahaan besar seperti Visa dan Mastercard telah mulai berkolaborasi dengan perusahaan kripto untuk menyediakan kartu pembayaran berbasis kripto, yang memungkinkan pengguna melakukan transaksi dengan aset digital secara lebih mudah.
Dengan terus berkembangnya infrastruktur pembayaran kripto dan meningkatnya adopsi di sektor keuangan tradisional, industri ini berada di jalur yang menjanjikan. Stablecoin tetap menjadi komponen utama dalam mendorong pertumbuhan transaksi digital yang lebih cepat, murah, dan aman, sementara inovasi di bidang regulasi dan teknologi akan terus membentuk masa depan pembayaran berbasis blockchain.