Platform pembayaran digital Axiym, yang berbasis di Dubai, resmi mengumumkan ekspansi besar mereka dalam mendukung bisnis layanan keuangan (Money Services Businesses/MSB) dengan infrastruktur blockchain Avalanche. Hingga April 2025, Axiym telah memproses transaksi senilai lebih dari $132 juta.
Di tengah meningkatnya kebutuhan global akan sistem pembayaran lintas negara yang cepat, murah, dan transparan, Axiym hadir dengan pendekatan berbeda. Mereka tak hanya sekadar menyediakan sistem transfer uang digital, tetapi juga menawarkan likuiditas dan kredit real-time berbasis stablecoin, langsung melalui jaringan blockchain Avalanche C-Chain.
MSB Global Kini Terhubung ke Blockchain Tanpa Harus On-Chain
Dalam wawancara dengan Cointelegraph, CEO Axiym, Khibar Rassul, menjelaskan bahwa mayoritas klien mereka adalah penyedia jasa pembayaran yang sudah memiliki izin resmi di negara-negara seperti Uni Emirat Arab, Inggris, dan Singapura.
Menariknya, para klien ini tidak perlu melakukan transaksinya langsung di blockchain. Justru Axiym yang berperan di balik layar, menghubungkan sistem pembayaran tradisional mereka dengan Avalanche.
“MSB tidak harus beroperasi langsung secara on-chain. Axiym-lah yang mengintegrasikan sistem pembayaran mereka ke Avalanche dan mengelola proses pengiriman dana secara otomatis dan efisien,” ujar Rassul.
Kredit dan Likuiditas Real-Time Berbasis Stablecoin
Dengan menggunakan stablecoin sebagai jembatan, Axiym bisa memberikan dukungan kredit dan likuiditas real-time kepada MSB. Menurut Morgan Krupetsky, Head of Institutions & Capital Markets di Ava Labs (tim di balik Avalanche), pendekatan ini memungkinkan MSB untuk memproses transaksi internasional dengan jauh lebih cepat dibanding jalur pembayaran konvensional seperti SWIFT.
“Likuiditas lintas batas secara real-time sangat sulit atau mahal dilakukan lewat sistem tradisional. Blockchain seperti Avalanche memungkinkan hal itu secara efisien,” jelas Krupetsky.
Fokus Pasar Berkembang: Asia, Afrika, dan Amerika Latin
Meski Axiym berbasis di pusat keuangan besar, layanan mereka banyak digunakan untuk pengiriman dana ke wilayah berkembang seperti Asia Selatan, Sub-Sahara Afrika, dan Amerika Latin. Wilayah-wilayah ini seringkali menghadapi kendala sistemik dalam hal biaya kirim uang, keterlambatan transaksi, hingga inefisiensi operasional.
Dengan teknologi blockchain, Axiym mampu memangkas biaya-biaya tersebut dan mempercepat proses pengiriman uang, sekaligus menciptakan sistem yang lebih transparan dan dapat dilacak.
Tantangan Regulasi Masih Ada, Tapi Solusinya Semakin Dekat
Salah satu hambatan utama adopsi blockchain dalam sektor pembayaran global adalah fragmentasi regulasi antarnegara. Meski blockchain menawarkan transparansi dan efisiensi, banyak institusi masih kesulitan menerapkannya secara langsung.
Axiym menjawab tantangan ini dengan strategi integrasi. Alih-alih menggantikan sistem lama, mereka menanamkan komponen blockchain di dalam sistem yang sudah ada — membuat transisi jadi lebih mulus dan dapat diterima oleh regulator.
Stablecoin Jadi Bintang di Pembayaran Lintas Negara
Stablecoin memainkan peran penting dalam ekosistem Axiym. Aset digital yang dipatok ke mata uang fiat ini memungkinkan pengiriman uang yang cepat, murah, dan minim volatilitas.
Menurut laporan Chainalysis 2024, pengiriman uang menggunakan stablecoin dari Afrika Sub-Sahara 60% lebih murah dibanding metode tradisional berbasis fiat. Ini menjadikan stablecoin sebagai alternatif yang sangat menarik untuk wilayah dengan infrastruktur keuangan yang masih terbatas.
Ekosistem Semakin Luas: Ripple, Chipper Cash, hingga Mansa
Axiym bukan satu-satunya pemain yang mendorong adopsi pembayaran kripto lintas batas. Ripple telah bekerja sama dengan Chipper Cash di Afrika, sementara startup seperti Mansa, yang didukung Tether, baru saja meraih pendanaan $10 juta untuk mengembangkan layanan serupa.
Semua ini menunjukkan bahwa masa depan pembayaran lintas negara semakin mengarah ke blockchain, dengan stablecoin sebagai penggeraknya.
Dengan dukungan Avalanche, Axiym membuktikan bahwa blockchain bukan hanya alat spekulatif, tapi juga infrastruktur nyata untuk menyelesaikan masalah keuangan global. Dengan strategi integrasi yang cerdas dan pendekatan yang pragmatis, mereka membuka jalan bagi bisnis keuangan lintas negara untuk beroperasi lebih cepat, lebih murah, dan lebih transparan — tanpa harus meninggalkan sistem yang sudah ada.
