Jumat, Maret 14, 2025
BerandaKriptoCEO Baru FTX, John Ray, Tanggapi Dingin Tweet-Tweet Kontroversial dari Sam Bankman-Fried

CEO Baru FTX, John Ray, Tanggapi Dingin Tweet-Tweet Kontroversial dari Sam Bankman-Fried

Date:

Related stories

Operator Upbit, Dunamu, Hadapi Gugatan Hukum Terkait Sanksi Bisnis

Dunamu, perusahaan di balik bursa kripto Upbit, menghadapi gugatan...

Binance Bantah Rumor Penjualan Token Solana

Bursa kripto terkemuka Binance secara resmi membantah rumor yang...

Bitcoin Jatuh di Bawah $90.000, Pasar Kripto Tertekan oleh Aksi Jual ETF dan Likuidasi Besar

Harga Bitcoin (BTC) kembali mengalami tekanan besar, turun di...

Charlie Munger Puji The Fed, Kritik Keras Bitcoin, dan Sebut Kesuksesan Tesla Sebagai Keajaiban

Charlie Munger, Wakil Ketua Berkshire Hathaway, kembali menyampaikan pandangannya...

FTX Bangkrut, SBF Tetap Beri Pernyataan di Twitter

Dalam perkembangan terbaru terkait kebangkrutan FTX, CEO baru sekaligus kepala restrukturisasi, John Ray III, memberikan tanggapan tegas terhadap serangkaian tweet tidak menentu yang dipublikasikan oleh pendiri sekaligus mantan CEO, Sam Bankman-Fried (SBF).

Dalam pernyataan resmi yang dirilis pada 16 November, akun Twitter FTX mengutip Ray yang menegaskan bahwa Bankman-Fried “tidak memiliki peran berkelanjutan di FTX, FTX US, atau Alameda Research Ltd. dan tidak berbicara atas nama mereka.” Pernyataan ini mempertegas bahwa kendali penuh atas perusahaan kini berada di bawah kepemimpinan baru.

SBF dan Serangkaian Tweet yang Tidak Menentu

SBF, yang sebelumnya menjadi salah satu figur paling berpengaruh di dunia kripto, telah memicu kehebohan dengan serangkaian tweet yang membingungkan publik. Pada 14 November, ia memulai rangkaian cuitan yang akhirnya mengeja “What HAPPENED” dalam sembilan tweet terpisah. Setelah itu, ia mengklaim telah bertemu dengan regulator dan menyatakan keinginannya untuk “berbuat benar oleh pelanggan.”

Pada 16 November, Bankman-Fried kembali membuat pernyataan publik mengenai kondisi keuangan FTX dan perusahaan saudaranya, Alameda Research. Ia mengklaim bahwa leverage FTX sebenarnya sekitar $13 miliar, bukan $5 miliar seperti yang diperkirakannya sebelumnya. Cuitan ini menambah kebingungan di tengah situasi yang sudah kacau, dengan para investor dan pengguna platform berjuang untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi di balik runtuhnya bursa kripto besar tersebut.

Kebangkrutan FTX dan Peran John Ray III

FTX mengalami kehancuran dalam waktu singkat setelah serangkaian insiden yang dimulai pada awal November. Pada 11 November, perusahaan dan sekitar 130 anak perusahaannya di seluruh dunia mengajukan kebangkrutan Bab 11 di Amerika Serikat. Seiring dengan itu, John J. Ray III resmi mengambil alih sebagai CEO untuk menangani proses restrukturisasi.

Ray bukanlah orang baru dalam menangani kasus kebangkrutan skala besar. Ia dikenal karena sebelumnya mengawasi kebangkrutan Enron, raksasa energi yang runtuh akibat skandal keuangan terbesar dalam sejarah AS pada saat itu, dengan total aset mencapai $63,4 miliar.

Masa Depan FTX di Tengah Ketidakpastian

Dengan kondisi FTX yang tengah berada dalam proses hukum dan restrukturisasi, banyak pihak menunggu langkah-langkah selanjutnya yang akan diambil oleh John Ray III. Sementara itu, pernyataan-pernyataan kontroversial dari Bankman-Fried terus menjadi sorotan, memicu spekulasi lebih lanjut mengenai perannya dalam kehancuran perusahaan yang pernah menjadi salah satu bursa kripto terbesar di dunia.

Dalam waktu dekat, regulator dan tim hukum yang menangani kebangkrutan FTX akan terus menyelidiki berbagai transaksi dan keputusan yang menyebabkan bursa ini runtuh. Kejelasan mengenai bagaimana dana pelanggan digunakan dan apakah ada pelanggaran hukum yang terjadi akan menjadi fokus utama dalam investigasi yang sedang berlangsung.

Subscribe

- Never miss a story with notifications

- Gain full access to our premium content

- Browse free from up to 5 devices at once

Latest stories