Bitcoin Catat Harga Tertinggi Baru, Namun Pasar Kripto Dihantam Gelombang Likuidasi Besar-besaran
Jakarta, 19 November 2024 – Harga Bitcoin mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) sejak Donald Trump terpilih kembali sebagai Presiden Amerika Serikat, memicu euforia baru di pasar kripto. Namun, di balik lonjakan harga tersebut, pasar juga diwarnai dengan gelombang likuidasi besar-besaran yang mengguncang banyak trader.
Gelombang Likuidasi Menghantam Pasar
Sejak 6 November 2024, pasar kripto telah dilanda gelombang likuidasi yang terus melampaui $300 juta setiap harinya. Dalam 24 jam terakhir saja, sebanyak $317 juta posisi kripto telah dilikuidasi. Posisi long mengalami kerugian terbesar, dengan angka mencapai $210 juta, sementara posisi short mencatatkan kerugian sebesar $106 juta.
Menurut data dari Coinglass, sekitar 66% dari total likuidasi berasal dari posisi long, yang menunjukkan bahwa mayoritas trader terjebak dalam posisi yang merugi saat harga kripto berfluktuasi. Bursa kripto teratas seperti Binance, OKX, dan Bybit tercatat sebagai platform dengan likuidasi terbesar. Binance memimpin dengan nilai likuidasi mencapai $139,72 juta, diikuti oleh OKX dan Bybit.
Leverage Tinggi Jadi Faktor Penyebab
Meski volatilitas harga Bitcoin relatif rendah, banyak trader yang terlibat dalam posisi leverage yang akhirnya dilikuidasi. Hal ini menunjukkan bahwa banyak trader yang menggunakan leverage tinggi atau agunan rendah untuk memanfaatkan fluktuasi harga, tetapi berisiko terkena likuidasi bahkan pada pergerakan harga yang kecil. Tren ini menunjukkan potensi kerugian besar di pasar, khususnya bagi mereka yang mengambil risiko terlalu tinggi dengan posisi long atau short yang belum matang.
Lonjakan likuidasi ini bertepatan dengan momentum positif yang mengiringi reli Bitcoin pasca-pemilu AS. Sebagian besar trader tampaknya memasang taruhan menggunakan leverage tinggi terhadap pergerakan harga Bitcoin, namun kerentanannya terhadap fluktuasi harga yang tajam menjadi faktor pemicu likuidasi besar-besaran tersebut.