Rabu, Februari 19, 2025
BerandaKripto‘Barefoot Investor’ Ungkap Modus Penipuan Kripto yang Meniru Identitasnya

‘Barefoot Investor’ Ungkap Modus Penipuan Kripto yang Meniru Identitasnya

Date:

Related stories

Pendiri Libra Sebut Kritikus Memecoin Hanya Iri karena Tidak Terlibat dalam Kesepakatan Orang Dalam

Hayden Davis, pendiri proyek kontroversial Libra (LIBRA), menegaskan bahwa...

Pria Las Vegas Didakwa dalam Skema Ponzi Kripto Senilai $24 Juta

Seorang pria asal Las Vegas, Brent Kovar, menghadapi dakwaan...

Robert Kiyosaki: Bitcoin Tidak Bersalah, Manajemen FTX yang Bermasalah

Robert Kiyosaki, penulis buku finansial terkenal Rich Dad Poor...

Resolusi Bipartisan AS Dorong Regulasi Jelas untuk Kripto dan Blockchain

Dalam upaya untuk menciptakan kejelasan hukum dan memperkuat posisi...

Perwakilan Al Green Kritik Trump dalam Sidang DPR AS Terkait Debanking dan Memecoin

Perdebatan mengenai kebijakan debanking terhadap industri kripto semakin memanas...

Scott Pape, edukator keuangan asal Australia yang dikenal sebagai “Barefoot Investor,” mengungkap modus operandi penipuan kripto yang menggunakan identitasnya untuk menipu pengikutnya. Pape memutuskan untuk menyelidiki langsung praktik ini setelah banyak keluhan dari publik, alih-alih hanya menunggu platform seperti Facebook untuk menghapus akun-akun palsu tersebut.

Pape menggunakan nama samaran untuk menghubungi salah satu halaman Facebook palsu yang mengatasnamakan dirinya. Tidak lama setelah itu, ia diminta memberikan nomor telepon dan diundang ke dalam grup WhatsApp eksklusif bernama “DB Wealth Institute.”

Dalam grup ini, Pape menemukan bahwa para penipu menggunakan siaran pers palsu di platform terkenal seperti Yahoo Finance dan Forbes untuk menciptakan ilusi kredibilitas. Grup WhatsApp ini dikendalikan oleh seorang “profesor” yang memberikan sinyal perdagangan palsu, serta seorang asisten yang berinteraksi langsung dengan investor. Setelah berhasil mengumpulkan dana dari korban, para penipu menghilang dengan uang tersebut, mengganti identitas, dan menargetkan korban baru.

Modus Operandi Penipuan

Berdasarkan investigasinya, Pape menemukan tiga tahapan utama dalam modus penipuan ini:

  1. Menggunakan Identitas Palsu
    Penipu berpura-pura menjadi tokoh keuangan terkenal untuk mendapatkan kepercayaan korban.
  2. Sinyal Perdagangan Palsu
    Mereka memberikan sinyal perdagangan yang tampaknya menguntungkan, mendorong korban untuk menginvestasikan lebih banyak uang.
  3. Eksploitasi Keputusasaan Korban
    Setelah korban menyadari bahwa mereka telah ditipu, penipu sering memanfaatkan keputusasaan korban dengan meyakinkan mereka untuk meminjam uang atau menginvestasikan kembali untuk “memulihkan” kerugian. Langkah ini justru mengakibatkan kerugian lebih besar.

Pape menekankan bahwa kerugian terbesar sering terjadi setelah korban menyadari bahwa mereka telah tertipu, karena penipu terus mengeksploitasi rasa putus asa mereka.

Penipuan kripto terus meningkat secara global. Menurut laporan firma pengawasan blockchain Chainalysis, kerugian akibat penipuan dan peretasan kripto naik sebesar 21%, dari $1,8 miliar pada 2023 menjadi $2,2 miliar pada 2024.

Pape mengingatkan publik untuk selalu waspada terhadap tawaran investasi yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Ia juga menekankan pentingnya melakukan verifikasi atas informasi atau tokoh yang mengklaim sebagai ahli keuangan.

“Jika ragu, jangan pernah memberikan informasi pribadi atau berinvestasi tanpa memverifikasi keaslian pihak yang menawarkan,” ujar Pape. Ia juga meminta platform seperti Facebook untuk lebih proaktif dalam menangani akun palsu yang merugikan banyak pihak.

Subscribe

- Never miss a story with notifications

- Gain full access to our premium content

- Browse free from up to 5 devices at once

Latest stories