Kamis, Mei 1, 2025
BerandaFainanceApakah $1.400 Jadi Titik Terendah Ethereum? Data Pasar Masih Beri Sinyal Campuran

Apakah $1.400 Jadi Titik Terendah Ethereum? Data Pasar Masih Beri Sinyal Campuran

Date:

Related stories

XRP Di Ambang Breakout: Analis Prediksi Lonjakan Jika Level Resistensi Tertembus

Mata uang kripto XRP, yang merupakan native token dari...

Coinbase Terlibat Perseteruan Hukum dengan Negara Bagian Oregon Usai Selesaikan Sengketa dengan SEC

Ketika perhatian publik masih tertuju pada penyelesaian konflik hukum...

Saham Anjlok, Trump Desak Ketua The Fed Turunkan Suku Bunga: “Berhenti Main Politik, Jerome!”

Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan kritik tajam...

Harga Ethereum (ETH) sempat menyentuh level $1.400 pada awal tahun sebelum pulih ke atas $1.700. Namun, apakah titik tersebut bisa dianggap sebagai ‘titik terendah generasi ini’? Data pasar dan sentimen investor justru menunjukkan beragam pandangan.

Selama 2025, Ether menunjukkan performa yang kurang menggembirakan jika dibandingkan dengan altcoin lain seperti Solana (SOL), Tron (TRX), maupun BNB. Bahkan hingga akhir April, ETH masih tertinggal 23% di belakang indeks altcoin secara keseluruhan.

Meski banyak analis dan influencer menyuarakan bahwa ETH akan segera memasuki fase bull run jangka panjang, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sinyal fundamentalnya masih lemah. Ethereum belum berhasil mencetak harga tertinggi baru seperti para pesaingnya di tahun ini.

Biaya Transaksi Merosot, Aktivitas On-chain Menurun

Salah satu indikator utama yang diperhatikan pasar adalah biaya transaksi Ethereum, yang kini turun hingga 95% sejak Januari. Penurunan ini bukan semata kabar baik — justru mengindikasikan rendahnya permintaan terhadap penggunaan jaringan.

Sebagai konsekuensinya, mekanisme pembakaran ETH (melalui EIP-1559) tak lagi cukup kuat untuk mengimbangi pasokan ETH baru dari staking. Hal ini membuat ETH kembali masuk ke wilayah inflasi ringan — kondisi yang bisa menekan harganya dalam jangka pendek.

Menurut data dari Santiment, aktivitas pengiriman ETH dan interaksi dengan smart contract juga menunjukkan tren penurunan. Padahal, Ethereum masih menjadi jaringan terbesar dalam hal Total Value Locked (TVL). Sayangnya, angka TVL tersebut belum cukup untuk menarik kembali minat ritel atau institusi secara masif.

ETF Ether Tidak Memberi Dorongan Seperti Bitcoin

Di saat ETF Bitcoin spot di AS berhasil menarik arus masuk institusional hingga miliaran dolar, ETF Ether justru mengalami hal sebaliknya. Dalam periode 21–23 April saja, ETF Ether mencatat arus keluar bersih sebesar $10 juta, sementara ETF Bitcoin mencetak rekor arus masuk.

Padahal, kedua aset tersebut sama-sama telah disetujui untuk perdagangan ETF spot di Amerika Serikat. Ini menunjukkan bahwa kepercayaan institusi terhadap ETH masih belum solid, terutama di tengah munculnya narasi-narasi baru seperti tokenisasi aset nyata (RWA), AI, dan memecoin.

Sejarah Tak Selalu Ramah bagi ETH

Secara historis, ETH memang pernah mencetak reli yang tajam, namun cenderung tidak bertahan lama. Misalnya:

  • Pada Juni 2022, ETH sempat jatuh ke bawah $1.100, lalu reli ke $2.000 pada Agustus. Tapi dalam tiga bulan, kembali turun di bawah $1.200.
  • Pola serupa terjadi April 2021, saat ETH naik dari $2.100 ke $4.200, hanya untuk kembali ke bawah $2.000 sebulan kemudian. Butuh waktu hingga enam bulan bagi investor untuk “balik modal”.

Situasi ini menciptakan mentalitas ambil untung cepat di kalangan trader ETH. Banyak yang tidak berani menahan posisi terlalu lama, karena trauma dengan volatilitas masa lalu.

Potensi Ada, Tapi Tidak Tanpa Risiko

Meski ada kemungkinan ETH telah menyentuh titik terendah jangka panjang di level $1.400, namun data on-chain, sentimen pasar, dan sejarah pergerakan harga belum sepenuhnya mendukung narasi tersebut.

Sinyal pasar masih campuran — sebagian optimis karena struktur jaringan Ethereum yang kuat, sebagian lagi ragu karena kurangnya momentum dan tekanan dari altcoin yang lebih “segar” di mata investor.

Bagi investor jangka panjang, ETH tetap menjadi aset utama di dunia Web3. Namun untuk trader jangka pendek, kehati-hatian tetap diperlukan karena potensi penurunan lanjutan hingga 15% terhadap Bitcoin masih mungkin terjadi, menurut beberapa analis teknikal.

Subscribe

- Never miss a story with notifications

- Gain full access to our premium content

- Browse free from up to 5 devices at once

Latest stories