Ethereum, salah satu aset digital terbesar di dunia, tengah menghadapi dilema ekonomi internal. Meski telah membakar lebih dari 4,5 juta ETH sejak 2021, pasokan total Ethereum justru terus meningkat. Kondisi ini memunculkan pertanyaan serius tentang efektivitas strategi deflasi jaringan tersebut.
EIP-1559 dan Harapan Deflasi
Sejak Ethereum mengimplementasikan mekanisme pembakaran melalui pembaruan EIP-1559 pada Agustus 2021, komunitas berharap bahwa pasokan ETH bisa ditekan secara perlahan. Tujuannya sederhana: menciptakan tekanan deflasi yang akan meningkatkan nilai jangka panjang ETH dengan mengurangi jumlah koin yang beredar.
Hingga hari ini, lebih dari 4,5 juta ETH telah dibakar. Namun, harapan tersebut belum sepenuhnya tercapai. Berdasarkan data on-chain terbaru, pasokan ETH justru mengalami pertumbuhan bersih, bukan penurunan.
Apa yang Salah?
Menurut para analis, ada beberapa faktor yang membuat strategi ini belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan:
- Aktivitas jaringan menurun. Setelah masa euforia NFT dan DeFi yang melonjak di 2021–2022, volume transaksi Ethereum menurun secara signifikan. Padahal, mekanisme pembakaran EIP-1559 sangat bergantung pada jumlah transaksi.
- Penerbitan ETH dari staking tetap tinggi. Sejak Ethereum beralih dari proof-of-work (PoW) ke proof-of-stake (PoS) melalui pembaruan besar “The Merge” pada 2022, ETH yang dicetak sebagai imbalan bagi validator tetap mengalir dengan laju yang cukup tinggi—melampaui jumlah ETH yang dibakar.
- Gas fee yang lebih efisien. Kemajuan teknologi dan optimalisasi jaringan membuat biaya transaksi (gas fee) menurun. Ini memang bagus bagi pengguna, tapi di sisi lain mengurangi jumlah ETH yang dibakar.
Dampaknya bagi Investor dan Jaringan
Dengan pasokan yang terus bertambah, kepercayaan terhadap narasi “ETH sebagai aset deflasi” mulai dipertanyakan. Beberapa investor menganggap hal ini sebagai risiko jangka panjang terhadap kelangkaan dan nilai ETH di masa depan.
Namun, sebagian lainnya melihat ini sebagai kesempatan. Mereka berpendapat bahwa pertumbuhan pasokan bisa dianggap wajar selama ekosistem Ethereum terus berkembang dan penggunaan riil tetap tinggi.
Apa Langkah Selanjutnya?
Komunitas Ethereum kini tengah berdiskusi soal potensi penyesuaian. Beberapa ide yang mencuat termasuk:
- Mengurangi reward untuk validator.
- Menyesuaikan parameter pembakaran gas fee.
- Mendorong adopsi skala besar agar aktivitas jaringan meningkat kembali.
Meskipun Ethereum telah melakukan langkah berani dengan membakar jutaan ETH untuk menciptakan sistem ekonomi deflasi, realitas menunjukkan bahwa strategi ini belum sepenuhnya efektif. Dengan pasokan ETH yang terus tumbuh, Ethereum dihadapkan pada dilema besar: antara mempertahankan keamanan jaringan dan menciptakan kelangkaan.